Rabu, 25 Juni 2014

Pengembangan Kurikulum (report book)



DAFTAR ISI




 






Identitas Buku

Judul Buku                  : Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Penulis                         : Heri Gunawan, S.Pdi., M.Ag
Penerbit                       : ALFABETA (CV)
Cetakan Ke satu          : September 2012
ISBN                           : 978-602-9328-92-9
Tebal buku                  : 3 cm – 378 Halaman +xviii (16x24 cm)


Pembahasan Isi Buku

 

Bab I KONSEP KURUKULUM

Pengertian Kurikulum

Diambil dari bahasa Yunani, curere berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari start sampai finish (Sudjana, 2002 : 2). Dalam bahasa Arab disebut al-manhaj, berarti jalan terang yang dilalui manusia dalam bidang kehidupannya. Muhaimin (2005:1) berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta nilai.
Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan dari waktu ke waktu. Mc Donald (1967:3) memandang kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran yang terdiri empat komponen, yaitu : mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Bauchamp (1986) menegaskan bahwa kurikulum merupakan dokumen tertulis dan sekaligus merupakan rencana pendidikan yang diberikan di sekolah.
Kurikulum merupakan penentu dalam suatu sistem pendidikan, alat pencapai tujuan dan sekaligus pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis jenjang pendidikan. Kurikulum merupakan pengalaman belajar (caswel dan Campbell, 1975). Dalam konteks pendidikan Nasional kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional. Dalam sistem pendidikan nasional kurikulum adalah seperangkat rencana yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar. Lebih spesifik mengandung pokok-pokok pikiran, sebagai berikut:
1.             Kurikulum merupakan suatu rencana/perencanaan;
2.             Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur;
3.             Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran tertentu;
4.             Kurikulum mengandung cara, metode, dan strategi pengajaran;
5.             Kurikulum merupakan pedoman kegiatan pembelajaran;
6.             Kurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan;
7.             Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan.
Majid (2005:34) memandang kurikulum dilihat dari berbagai sudut pandangnya :
1.             Sebagai produk, yakni sebuah hasil karya para pengembang kurikulum.
2.             Sebagai program, yakni alat yang dilakukan oleh sekolah atau madrasah untuk mencapai tujuannya.
3.             Sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu.
4.             Sebagai pengalaman siswa.

Komponen-Komponen Kurikulum

1.             Tujuan kurikulum
Sebagai pengarah dari kegiatan pendidikan dan komponen-komponen lainnya. Tujuan kurikulum terdiri atas tujuan psikomotor (ahdafun mahariyatun), kognitif (ahdafun ma’rifiyatun) dan afektif (ahdafun wijdaniyatun). Hakikatnya tujuan dari setiap program pendidkan yang diberikan kepada siswa. Terdiri atas tiga tahap, pertama tujuan nasional adalah tujuan yang ingin dicapai secara nasional. Tujuan institusional adalah tujuan yang ingin dicapai oleh suatu institusi pendidikan sebagai penyelenggara pendidikan. Tujuan kurikuler adalah tujuan yang ingin hendak dicapai oleh setiap mata pelajaran, yang mana mengacu pada tujuan institusional dan nasional.

2.             Materi
Materi hakikatnya adalah isi kurikulum. Al-basyir (1995:23) mengatakan, materi ialah tema-tema pembelajaran yang telah ditentukan, yang mengandung berbagai keterampilan baik yang bersifat aqliyah (pengetahuan), jasadiyah dan berbagai cara mengkajinya dan mempelajarinya.
Materi kurikulum harus mengandung aspek-aspek (Sukmadinata, 2004:35) : teori, konsep, generalisasi, prinsip, prosedur, fakta, istilah, contoh atau ilustrasi, definisi dan proposisi.
Mata pelajaran sebagai isi kurikulum dibagi dalam tiga kategori: pengetahuan benar-salah (logika), baik-buruk (etika) dan indah-jelek (estetika). Ditinjau dari fungsi pelajaran dikategorikan sebagai; pendidikan umum, akademik, pendidikan  keahlian atau profesi dan keterampilan.
Kriteria pemilihan materi :
a.       Mata pelajaran dalam rangka pengetahuan keilmuan, artinya mata pelajaran harus jelas kedudukannya dalam konteks pengetahuan ilmiah.
b.      Tahan uji, artinya mata pelajaran diperkirakan bisa bertahan sebagai pengetahuan ilmiah dalam kurun waktu tertentu relatif lama.
c.       Harus memiliki kegunaan (fungsional), mata pelajaran bermanfaat dan memiliki kontribusi tinggi terhadap perkembangan peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penyusunan materi harus memperhatikan: 1) materi kurikulum harus memiliki keterkaitan dengan tujuan pendidikan, 2) sesuai dengan realitas kebutuhan peserta didik, 3) memiliki keterkaitan antara berbagai tema dengan  memperhatikan kontinyuitas dan bersifat intregative, 4) mendukung terhadap perkembangan pengalaman belajar bagi peserta didik.
3.             Metode
Definisi menurut para ahli kesemuanya mengacu pada cara-cara untuk menyampaikan materi pendidikan oleh pendidik kepada peserta didik, disampaikan dengan efektif dan efesien, untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Tiga alternatif pendekatan :
a.       Berpusat pada mata pelajaran.
b.      Berpusat pada siswa.
c.       Berorientasi pada kehidupan masyarakat.
Dalam islam disesuaikan dengan tuntutan agama dan bukan hanya itu, harus juga  memikirkan metode yang akan digunakan, waktu yang cocok, pendekatan yang baik, efektivitas penggunaan metode dan sebagainya.
4.             Evaluasi
Arikunto (1999:5) mengatakan tiga istilah, yaitu pengukuran (membandingkan), penilaian (mengambil keputusan sesuatu dengan ukuran baik-buruk) dan evaluasi, yang bersifat kualitatif. Fungsi nya menilai semua kegiatan pendidikan untuk menentukan efesiensi, efektivitas, relevansi dan produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Fungsi dan Kedudukan Kurikulum

Merupakan ruh (spirit) yang menjadi gerak dinamik suatu sistem pendidikan, merupakan tolak ukur bagi kualitas dan penyelenggaraan pendidikan dan out put pendidikan. Juga sebagai mempunyai fungsi wahana dan media konservasi, internalisasi, kristalisasi dan transformasi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan nilai-nilai kehidupan umat.

Majid mengatakan (2005:3), tiga fungsi kurikulum :
1.             Kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, berfungsi sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan.
2.             Bagi tataran tingkat sekolah, sebagai pemelihara proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.
3.             Bagi konsumen, kurikulum berfungsi sebagai keikutsertaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.
Fungsi kurikulum tidak terkait dengan sekolah saja tapi dengan pihak luar/ lingkungan sekolah. Kurikulum bagi seorang guru ibarat kompas, yaitu pedoman bagi guru usaha pembelajaran, dengan kata lain tujuan pendidikan dan pengajaran telah harus diketahui oleh guru sebelum melakukan proses pembelajaran.
Kesimpulan dari paparan di atas bahwa mengenai fungsi kurikulum bukan hanya lingku sekolah saja tetapi lingkup luar sekolah atau lingkungan yang berada di lingkungan sekolah/ masyarakat. Institusi yang baik ialah yang paling efektif untuk melakukan rekonstruksi dan memperbaiki masyarakat melalui pendidikan individu, dimana tercipta suatu tatanan masyarakat yang baik dan perubahan sosial yang baik pula.

Orientasi Kurikulum Pendidikan Agama islam

Mahmud (2011:141) mengatakan bahwa orientasi kurikulum agama mencakup tiga hal, yakni :
1.             Orientasi pada perkembangan peserta didik.
2.             Orientasi pada lingkungan sosial, tidak hanya bersifat duniawi tetapi ukhrawi.
3.             Orientasi pada perkembangan IPTEK.

Kerangka Dasar dan Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum islam berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan ini merupakan kerangka dasar yang dijadikan pedoman. Ramayulis (2002:137) mengatakan ada dua, 1) tauhid dan 2) membaca. Tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh dimensi kehidupan manusia baik aspek vertical dan horizontal. Membaca merupakan perintah yang pertama kali diturunkan, dalam arti luas membaca bukan hanya membaca sebuah buku tetapi seluruh alam semesta ini dengan mengkaji dan mensyukurinya. Bukan hanya itu bagaimana pula kita memikirkan untuk memanfaatkannya. Prinsip yang harus menjadi acuan penyusunan kurikulum diantaranya :
1.             Berorientasi pada islam, termasuk ajarannya, nilai-nilai berdasarkan islam pula.
2.             Menyeluruh pada tujuan-tujuan dan kandungan kurikulum.
3.             Keseimbangan antara tujuan dan kandungan kurikulum.
4.             Prinsip interaksi antara kebutuhan peserta didik dan kebutuhan masyarakat.
5.             Prinsip pemeliharaan perbedaan individual antara peserta didik baik dari segi minat, bakat, kemampuan, kebutuhan dan lain-lain.
6.             Prinsip perkembangan dan perubahan sesuai dengan tuntutan yang ada dengan tidak mengabaikan nilai-nilai absolute.
7.             Prinsip perpatutan antara mata pelajaran, pengalaman, dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.


BAB II PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengertian Pengembangan Kurikulum

Merupakan proses perencanaan, membangun, menerapkan, dan mengevaluasi peluang pembelajaran diharapkan menghasilkan perubahan dalam belajar yang lebih efektif. Pengembangan kurikulum meliputi empat unsur : tujuan, metode dan material, penilaian (assesment), balikan (feedback). Pertimbangan-pertimbangannya secara multidimensional, sebagai berikut :
1.             Kebijakan nasional dalam rangka pembangunan nasional berkenaan dengan sistem pendidikan nasional.
2.             Kurikulum menempati kedudukan sentral.
3.             Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan dengan kebutuhan pembangunan dan memenuhi keperluan sistem pendidikan.
4.             Kebutuhan, tuntutan, aspirasi masyarakat yang terus berubah.
5.             Tuntutan profesionalisasi dan fungsionalisasi ketenagaan.
6.             Upaya pembinaan disiplin ilmu.
Dasar-dasar pengembangan kurikulum :
1.             Kurikulum disusun untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional.
2.             Kurikulum dikembangkan pada semua jenjang dengan pendekatan kemampuan.
3.             Kurikulum harus  sesuai dengan ciri khas satuan pendidikan.
4.             Kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi dikembangkan atas dasar standar nasional.
5.             Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi, sesuai dengan kebutuhan profesi dan minat.
6.             Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan tuntutan pembangunan daerah.
7.             Kurikulum dikembangkan di semua jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan lingkungan.
8.             Mencakup semua aspek spiritualitas, intelektualitas, watak konsep diri, keterampilan belajar, kewirausahaan, keterampilan hidup, pola hidup sehat, estetika dan rasa kebangsaan.
Guru harus responsif terhadap kegiatan pengembangan kurikulum, mengikuti dan patuh dan guru boleh menentukan isi kurikulum bergantung selera atau minat sehingga kurikulum terus ditambah dan dilengkapi yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam kurikulum. Sehingga dalam hal ini guru harus mempunyai inovasi agar senantiasa kurikulum terus selaras dengan kebuthan masyarakat.
Landasan Pengembangan Kurikulum :
1.             Landasan filosofis
2.             Landasan psikologis
3.             Landasan sosiologis
4.             Landasan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
5.             Landasan religius
Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum :
1.             Berorientasi pada tujuan
2.             Relevansi (kesesuaian)
3.             Efesiensi dan efektifitas
4.             Fleksibilitas
5.             Berkesinambungan
6.             Keseimbangan
7.             Keterpaduan
8.             Mengedepankan mutu

Desain dan Model Pengembangan Kurikulum

Desain berarti rancangan, berdasarkan pengertian di atas mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai dengan visi dan misi satuan pendidikan.
Rusman (2008) terdapat beberapa model dan desain kurikulum berdasarkan orientasinya :
1.             Berorientasi pada disiplin ilmu, yang terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum :
a.       Subject centered, bahan atau isi kurikulum dibuat dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah.
b.      Correlated curriculum, yaitu mata pelajaran tidak disajikan terpisah tetapi mata pelajaran lain yang memiliki kedekatan dikelompokan menjadi suatu bidang studi.
c.       Integrated curriculum, hal ini tidak lagi menampakkan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi.
2.             Berorientasi pada masyarakat, terbagi menjadi tiga
a.       The status quo perspective, diarahkan melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat.
b.      The reformist perspective, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri.
c.       The futurist perspective, menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dengan kehidupan sosial, politik, ekonomi masyarakat.

3.             Berorientasi pada peserta didik, baik dalam persfektif kehidupan anak dimasyarakat, persfektif psikologi





BAB III KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Pengertian KTSP

Adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oeh masing- masing satuan pendidikan (Mulyasa, 2006:19). Maka KTSP dikembangkan oleh kelompok atau satuan pendidikan. Tujuan dan landasan penerapan KTSP ialah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian inisiatif satuan pendidikan. Karakteristik KTSP menurut Kunandar (2007:116) mengatakan :
1.             KTSP lebih menekankan pada aspek pencapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal.
2.             KTSP berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman.
3.             Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
4.             Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang edukatif.
5.             Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan dan pencapaian suatu kompetensi.
Struktur dan Muatan Kurikulum KTSP memuat mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan, kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Semua itu merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dalam satuan pendidikan.

Kurikulum Muatan Lokal dan Pengembangan Diri

Kurikulum mulok dalam KTSP bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Dengan Muatan lokal juga diharap dapat mengembangkan kompetensi serta keunggulan daerah.

 

Acuan Operasional Penyusunan KTSP

Acuan yang ditetapkan oleh BSNP sebagai berikut :
1.             Peningkatan iman dan takwa.
2.             Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan.
3.             Keragaman potensi karakter daerah dan lingkungan.
4.             Tuntutan pengembangan daerah dan nasional.
5.             Tuntutan dunia kerja.
6.             Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
7.             Agama, karena negara kita majemuk keberagamaannya.
8.             Dinamika perkembangan global.
9.             Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
10.         Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
11.         Kesetaraan jender.
12.         Karakteristik satuan pendidikan.

Implementasi Kurikulum KTSP

Implementasi berarti penerapan, proses penerapan ide atau gagasan, konsep, kebijakan, inovasi dala suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap (Mulyasa, 2009:1978). Implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial atau tertulis, yang tersimpan dalam dokumen kurikulum, atau konseptual kurikulum menjadi kurikulum actual yang nyata dalam bentuk kegiatan pembelajaran.
Strategi impelemtasi kurikulum KTSP terdapat tujuh, yaitu : 1) melakukan sosialisasi KTSP, 2) menciptakan suasana kondusif di sekolah, 3) mengembangkan fasilitas dan sumber belajar, 4) membina disiplin, 5) mengembangkan kemandirian kepala sekolah, 6) mengubah paradigma pola pikir guru, 7) memberdayakan staf tenaga kependidikan. Faktor-faktor Keberhasilan Implementasi KTSP diantaranya menejemen sekolah, pemanfaatan sumber belajar, penggunaan media pembelajaran, penggunaan strategi dan model pembelajaran, kinerja guru, panduan pelaksanaan kurikulum dan monitoring pelaksanaan kurikulum.
Kesimpulannya dalam KTSP memberikan keleluasaan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi peserta didik, lingkungan dan daerah agar lebih menonjol potensi kedaerahannya, tetapi mengacu pada acuan yang ditetapkan seperti
1.             Peningkatan iman dan takwa.
2.             Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan.
3.             Keragaman potensi karakter daerah dan lingkungan.
4.             Tuntutan pengembangan daerah dan nasional.
5.             Tuntutan dunia kerja.
6.             Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
7.             Agama, karena negara kita majemuk keberagamaannya.
8.             Dinamika perkembangan global.
9.             Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
10.         Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
11.         Kesetaraan jender.
12.         Karakteristik satuan pendidikan.
Tetapi satu sisi sekolah/ guru juga harus bisa memanfaatkan sumber daya yang ada baik potensi sekolah, sarana dan prasarananya serta mengembangkan materi ajar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan di adakannya seperti kegiatan pengembangan diri atau muatan lokal.


BAB IV KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
1.             Moh. Surya (1997) belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh peribahan perilaku baru sebagai hasil proses pengalaman individu.
2.             Crow & Crow (1958) belajar diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
3.             Whiteringthon (1952) belajar merupakan perubahan kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Masih banyak lagi pengertian belajar yang disebutkan di atas, Tetapi kesamaan dari pengertian di atas adalah peribahan tingkah laku, yang memiliki ciri : perubahan yag disadari dan disengaja (intensional), perubahan yang berkesinambungan (kontinyu), perubahan yang fungsional, perubahan yang bersifat positif, perubahan yang bersifat aktif, perubahan yang bersifat permanen, perubahan yang bertujuan dan terarah, perubahan perilaku secara keseluruhan.
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan sesorang  secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus, atau menghasilkan respon dalam kondisi tertentu. Pembelajaran merupakan sebuah sistem yang totalitas .
Teori belajar menurut islam seperti yang disebutkan dalam al-Qur’an bahwa kemampuan belajar merupakan sebuah karunia Allah Swt. Pentingnya belajar menurut Al-Qur’an bahwa: 1) dengan belajar diberikan kemampuan lebih, yang membedakan dengan makhluk lain. 2) Dengan belajar kita dapat memecahkan masalah yang dihadapi. 3) Manusia dapat mengetahui dan memahami apa yang dilakukannya. 4) dengan ilmu yang dimiliki dapat mengangkat derajat di mata Allah. Cara belajar menurut al-Qur’an awalnya dilakukan dengan cara meniru ini awal masa fase perkembangan bayi, pengalaman praktis dan trial error, berfikir dari proses trial error tersebut manusia dapat mencari solusi bahkan sampai tuntas permasalahan. Prinsip belajar menurut islam adalah motivasi, pengulangan, perhatian, partisipasi aktif dan secara bertahap.

 

 

BAB V MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

Motivasi Belajar, Pengertian dan Menurut Pandangan Islam

Motivasi adalah daya dorong untuk melakukan sesuatu dalam memenuhi kebutuhannya. Pengertian lain motivasi adalah suatu proses menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yag mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. (Utsman, 1993:23). Dalam pandangan islam motivasi sering dikaitkan dengan istilah niat. Ada dua pengertian niat, pertama niat yang bertujuan menentukan jenis perbuatan ibadah, kedua niat yang bertujuan dengan kehendak yang ingin dicapai dari perbuatan yang dilakukan.

Macam-Macam dan Fungsi Motivasi

Rusyan (1998:120-121) menyebutkan motivasi dibagi menjadi dua, yaitu : motivasi intrinsik yaitu motivasi yang hidup dalam diri peserta didik dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Motivasi ekstrinsik, ialah motivasi yang disebabkan oleh faktor luar. Mengenai fungsi motivasi Nasution (2005) mengemukakan 1) mendorong manusia untuk bebuat (penggerak/ motor),           2) menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai, 3) menyeleksi perbuatan. Berbagai upaya guru dalam membangkitkan motivasi belajar
Banyak cara upaya seorang guru dalam memberikan motivasi, diantaranya :
1.             Memberi angka,
2.             Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa untuk mencapai prestasi yang baik,
3.             Memberi hadiah (reward),
4.             Kompetisi atau persaingan sehat,
5.             Memberi test,
6.             Mengetahui hasil kegiatan,
7.             Funishment,
8.             Memberi pujian,
9.             Menumbuhkan hasrat untuk belajar,
10.         Membangkitkan siswa dengan menghubungkan pengalaman dimasa lampau,
11.         Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang penting.

Prestasi Belajar

Secara etimologis prestasi adalah hasil usaha. Syamsudin (1990:80) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah kecakapan nyata atau aktual yang menunjukan kepada aspek kecakapan yang segara dapat didemonstrasikan dan diuji karena merupakan suatu hasil usaha yang bersangkutan dengan bahan dan dalam hal-hal tertentu yang dialaminya. Fungsi prestasi belajar adalah 1) indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki dan dikuasi siswa, 2) sebagai pemuasan hasrat ingin tahu, 3) sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan, 4) sebagai indikatir intern dan ekstern dan institusi pendidikan, 5) dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan peserta didik.  Cara mengukur prestasi belajar dapat digunakan dengan cara test. Dalam pendidikan formal test sangat penting, karena pendidikan merupakan proses yang kompleks, memerlukan waktu, dana dan usaha serta kerja sama berbagai pihak.


BAB VI. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Perbedaan Pendekatan, Metode, dan Teknik Belajar

Pendekatan pembelajaran sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teeoritis tertentu. Terdapat dua jenis pendekatan 1) pendekatan yag berorientasi atau berpusat pada siswa, 2) pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada guru.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk tujuan pembelajaran. Dengan kata lain metode adalah cara untuk mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap suatu proses pembelajaran, dan tentunya berbeda dengan metode dan strategi. Pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu strategi pembelajaran. Istilah lain yang sulit dibedakan adalah teknik pembelajaran yang mana artinya suatu cara yang dilakukan seseorang dlam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.


BAB VII MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN

Pengertian Media Pembelajaran

Media secara etimologis ialah perantara atau pengantar pesan. Gagne mengatakan media pembelajaran adalah berbagai jeis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Adapun kegunaan media dalam pembelajaran menurut sardiman (1986) media memiliki kegunaan sebagai berikut:
1.             Memperjelas sajian pesan agar tidak bersifat verbalitas.
2.             Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3.             Dengan media dapat mengatasi sikap pasif siswa.
Jenis media dikategorikan menjadi tiga :
1.             Audio (suara)
2.             Video (gambar)
3.             Audio-visual (gambar dan Suara)
Keterampilan dalam memilih media pembelajaran sangat diperlukan, setidaknya ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1.             Apakah media bersangkutan mempunyai relevansi dengan tujuan pembelajaran?
2.             Apakah ada sumber informasi, katalog, mengenai media yang bersangkutan?
3.             Apakah perlu dibentuk tim untuk meriviu?
4.             Apakah ada media di pasaran yang divalidasikan?

 

Pemanfaatan teknologi Informasi sebagai Media dan Sumber Pembelajaran

Teknologi informasi merupakan hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama menyimpannya (Sidiq, 2009:4) Fungsi dan manfaat Teknologi Informasi dalam pembelajaran memiliki banyak fungsi diantaranya : meningkatkan keterampilan dan kompetensi, menjadi infrastruktur pembelajaran, menjadi sumber dan bahan belajar, alat bantu dan fasilitas pembelajaran, pendukung manajemen pembelajaran, sistem pendukung keputusan.









BAB VIII PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH

Pengertian Pendidikan Agama islam

Menurut Mu’jam Al-Lughawy kata at-tarbiyat memiliki tiga akar :
1.             Rabba –yarbu – tarbiyatan yang memiliki arti tambah dan berkembang. (Ar-Ruum : 39)
2.             Rabbi – yurabbi – tarbiyatan memiliki arti tumbuh dan menjadi besar.
3.             Rabba – yurabbi – tarbiyatan memiliki arti memperbaiki, menguasai urusan, memelihara, merawat, menunaikan, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan, memiliki, mengatur dan menjaga kelestarian dan eksistensinya.
Landasan pelaksanaan pendidikan agama Islam adalah 1) landasan yuridis formal, yaitu landasan yang berkaitan dengan dasar undang – undang yang berlaku pada suatu negara , 2) Landasan psikologis, yaitu berhubungan dengan aspek kejiwaan, dan 3) Landasan religius, bersumber dari ajaran islam.

Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan agama islam adalah sesuatu yang ingin dicapai setelah melakukan serangkaian proses pendidikan agama islam di sekolah. Intinya menciptakan manusia yang baik, berakhlak mulia dan berkepribadian muslim. Tujuan utamanya adalah manusia yang beriman dan bertaqwa. Peran dan fungsi pendidikan agama islam dalam membangun SDM tiada lain menciptakan kondisi masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur. Pendidikan islam memfasilitasi manusia untuk belajar dan berlatih mengaktualisasikan segenap potensinya sebagai manusia yang kompeten.
Mengenai peran dan fungsinya pendidikan islam membimbing dan memproses sumber daya manusia dengan bimbingan wahyu hingga terbentuk individu dam memiliki kompetensi yang memadai. Pendidikan islam memfasilitasi manusia untuk belajar dan berlatih mengaktualisasikan segenap potensi yang dimilikinya. Dalam islam dikenal istilah pendidikan sepanjang hayat. Pada intinya peran dan fungsi PAI sangat penting keberadaannya, karena melalui PAI diharapkan muncul generasi muda islam yang kaffah.


BAB IX PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

Merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada pengembangan ketrampilan peserta didik yang dilaksanakan dengan jalan melibatkan peserta didik dalam prosesnya (Junaedi, 1988:50). Keterampilan proses adalah keterampilan seseorang untuk mengembangkan apa yang sudah diperolehnya, kemampuan mengelola, serta kesanggupan mengembangkan apa yang sudah diperolehnya. Karakteristik pendekatan keterampilan proses, yaitu (Wijaya, 1992:187) :
1.             Menekankan pada pentingnya keberartian (kebermaknaan) belajar untuk mencapai tujuan belajar memadai.
2.             Menekankan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan
3.             Menekankan bahwa proses belajar adalah proses dua arah yang menekankan hasil belajar tuntas.
Hal yang melatarbelakanginya, dapat diuraikan sebagai berikut  :
1.             Perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat, sehingga sebagai pengajar selayaknya dapat mengimbangi perkembangan ilmu tersebut.
2.             Pada umumnya peserta didik mudah memahami konsep yang sulit, rumit dan abstrak.
3.             Penemuan ilmu tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat relatif.
4.             Pembelajaran seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap (attitude) dan nilai (value)
Kemampuan yang Dikembangkan ialah 1) kemampuan mengamati, 2) mengklasifikasi, 3) menafsirkan, 4) meramalkan, 5) menerapkan, 6) merencanakan penelitian, dan 7) mengkomunikasikan.

Langkah-Langkah Pelaksanaan dalam Pembelajaran

Langkah – langkah pendekatan keterampilan proses antara lain :
a.              Perencanaan :
1)      Merumuskan tujuan pengajaran (instruksional)
2)      Menentukan kemampuan dasar (entering behaviour)
3)      Menganalisis tujuan dan bahan pengajaran
4)      Menentukan metoda dan strategi pengajaran.


b.             Melaksanakan kegiatan pengajaran
1)      Mengadakan pre test
2)      Menjelaskan mengenai tujuan dan materi yang akan dibahas dalam pembelajaran
3)      Melaksanakan kegiatan pembelajaran
4)      Mengadakan post test

c.              Memberikan umpan balik
1)      Menyimpulkan dari pembahasan yang dianggap penting
2)      Penutup dan pemberian tugas

 

 

BAB X STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pengertian

Pembelajaran kooperatif adalah usaha (pembelajaran) yang mengubah perilaku atau mendapatkan pengetahuan dan keterampilan secara gotong royong, kelompok dan bekerja sama. Definisi menurut para ahli dilihat dari segi terminologis :
1.             David dan Roger Johnson (2001), suatu strategi pembelajaran dalam bentuk kelompok – kelompok kecil, dimana peserta didik memiliki kemampuan berbeda, dengan menggunakan berbagai macam aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman terhadap materi.
2.             Baharudin (2007:116) ; bentuk pembelajaran dengan membangun pengetahuan sedikit demi sedikit, kemudian hasilnya diperluas. Pengetahuan tersebut harus diamati melalui pengalaman nyata.
3.             Isjoni (2007:29); adanya keharusan mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis.
4.             Sanjaya (2006:239); suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Kesimpulan dilihat dari pengertian yang diutarakan para ahli di atas, pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang dilakukan dengan bentuk kelompok – kelompok kecil dalam mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut sehingga meningkat kemampuan siswa.

Alasan Implementasi Pembelajaran Kooperatif

Terdapat dua alasan menurut Salvin (1995) :
1.             Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial.
2.             Dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berfikir, memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.
Anita Lie (2005:11), mengharuskan sekolah – sekolah untuk lebih bermasyarakat, sehingga mampu berinteraksi aktif dalam dunia yang cepat berubah dan berkembang pesat.

 

Tujuan Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif

Menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Terdapat tiga tujuan pembelajaran kooperatif ;
1.             Hasil belajar akademik, mencakup tujuan sosial, serta prestasi – prestasi siswa lainnya.
2.             Penerimaan terhadap perbedaan individu.
3.             Pengembangan keterampilan sosial, seperti halnya bekerja sama dan kolaborasi yang bermuara pada tercapainya keterampilan sosial.

Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Sanjaya mengatakan (2006:242) ada beberapa karakteristik :
1.             Pembelajaran dilakukan dalam bentuk tim,
2.             Pembelajaran didasarkan pada manajemen kooperatif,
3.             Adanya kemauan dan kemampuan untuk kerjasama,
Prinsip pembelajaran kooperatif, diantaranya :
1.             Prinsip saling ketergantungan positif, bukan berarti ketergantungan terhadap peserta didik lainnya.
2.             Tanggung jawab perseorangan, hal ini menuntut adanya akuntabilitas individu yang mengukur penguasaan bahan belajar tiap siswa.
3.             Interaksi yang bersifat tatap muka, kegiatan berdialog antar anggota kelompok.
4.             Keterampilan sosial.
5.             Proses kelompok.
Model-Model Pembelajaran Kooperatif menurut Is Joni (2007:342), diantaranya Student team achievement division (STAD), jigsaw, Group Investigation (GI), rotating Trio Exchange, Group resume, Think – pair – Share, Numbered Head Together, dan Decision Making. Mengenai tahapannya, Sanjaya (2006:246) terdiri dari empat tahap, yaitu : 1) penjelasan materi, 2) belajar dalam kelompok, 3) penilaian, dan 4) pengakuan tim.

Keunggulan dan Kelamahan Pembelajaran Kooperatif

Keunggulan Isjoni (2007:24), mengatakan :
1.             Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
2.             Memungkinkan siswa saling belajar sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan – pandangan serta memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan komitmen.
3.             Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
4.             Menghilangkan sifat egois dan egosentris.
5.             Menghilangkan sifat keterasingan dan membangun persahabatan.
6.             Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekan.
7.             Meningkatkan rasa percaya kepada sesama.
8.             Meningkatkan kemampuan memandang masalah dari berbagai persfektif.
9.             Meningkatkan keyakinan terhadap ide atau gagasan sendiri dan menggunakan ide tersebut serta meningkatkan motivasi belajar.
10.         Meningkatkan kegemaran berteman, tanpa memandang perbedaan.
11.         Mengembangkan kesadaran tanggung jawab.
12.         Meningkatkan keterampilan hidup gotong royong dan tenggang rasa.
13.         Memberikan harapan besar bagi terbentuknya manusia dewasa yang mampu menjalin hubungan positif.
Kelemahan :
1.             Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
2.             Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3.             Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung ada kecenderungan meluas sehingga keluar dari topik.
4.             Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seorang siswa..

BAB XI STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Definisi menurut para ahli, diantaranya :
1.              Sanjaya (2006:253) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan kehidupan nyata.
2.              E.B. Johnson (2002:14), merupakan sebuah sistem pembelajaran yang didasarkan pada filosofi bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap makna.
3.              Nurhadi (2003:1), ialah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.

Landasan Pembelajaran Kontekstual

Yang mendasari menurut Sanjaya (2001:112) :
1.             Belajar bukan menghapal, akan tetapi mengkonstruksi pengetahuan sesuai pengalaman mereka.
2.             Belajar bukan sekedar pengumpulan fakta, tapi didasarkan pada organisasi diri.
3.             Belajar adalah proses pemecahan masalah.
4.             Belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap.
5.             Belajar hakikatnya menangkap pengetahuan dari kenyataan.

Tujuan Pembelajaran dan karakteristik serta Prinsip Kontekstual

Proses pembelajaran berjalan lebih efektif dan produktif serta bermakna, siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara mandiri. Penemuan makna merupakan tujuan dan ciri utama pembelajaran konstektual. Karakteristik pembelajaran kontekstual. Karekteristiknya diantaranya :
1.             Pembelajaran dilakukan dalam konteks autentik
2.             Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengerjakan tugas – tugas yang bermakna.
3.             Pembelajaran dilakukan dengan memberikan pengalaman.
4.             Pembelajaran dapat dilakukan secara kelompok.
5.             Pembelajaran dilakukan secara efektif, aktif, kreatif, produktif dan mementingkan kerjasama.
6.             Pembelajaran diciptakan membangun kebersamaan.
7.             Pembelajaran dilakukan secara enjoy (menyenangkan).

Prinsip pembelajaran konstektual diantaranya :
1.             Saling ketergantungan , dalam hal ini siswa membuat hubungan bermakna, pemikiran kritis dan kreatif.
2.             Diferensiasi. Yaitu adanya dorongan – dorongan kuat guna menghasilkan keragaman tak terbatas, sehingga hal ini mencakup pembelajaran aktif (berpusat pada siswa).
3.             Pengaturan diri. Hal ini siswa mengeluarkan seluruh potensi dan kemampuannya dalam mengembangkan materi yang dipelajarinya dengan kehidupan nyata.

















ANALISIS LAPORAN BUKU

Setelah menuliskan laporan buku ini dan saya membaca bahwa memang dalam dunia modern sekarang ini sebuah kurikulum harus bisa menyesuaikan dengan keadaan perkembangan zaman  saat ini, tetapi dalam pengembangan kurikulum tersebut tidak terlepas dari nilai – nilai yang telah ditentukan. Dalam KTSP ini sekolah diberi keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menurut kemampuan dan kondisi suatu daerah dimana satuan pendidikan tinggal. Bukan itu saja, dengan KTSP memberikan keleluasaan dalam mengelola sumberdaya dan sumber dana serta sumber belajar yang dimiliki dengan mengalokasikannya sesuai dengan karakteristik kebutuhan satuan pendidikan.
. Sehingga diharapkan lulusan/ output pendidikan mencerminkan kompetensi lulusan yang khas pada daerah tersebut. Guru terhadap pengembangan kurikulum, harus responsif terhadap kegiatan pengembangan kurikulum, mengikuti dan patuh kurikulum dan guru boleh menentukan isi kurikulum bergantung selera atau minat sehingga kurikulum terus ditambah dan dilengkapi yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam kurikulum. Sehingga dalam hal ini guru harus memounyai inovasi agar senantiasa kurikulum terus selaras dengan kebutuhan masyarakat.
Khususnya dalam proses pembelajaran seorang guru khususnya dalam pendidikan agama islam harus kreatif dan inovatif menciptakan suatu metode, serta mengemas bahan pembelajaran yang lebih menarik supaya dalam penyampaian materi berkesan terhadap siswa, sehingga timbul motivasi belajar dalam diri siswa. Guru sebagai pendidik dan pengajar harus fleksibel dan terbuka terhadap perkembangan IPTEK di saat ini dan diselaraskan dengan kebutuhan apa dalam pembelajaran.
Mengenai metode pembelajaran baik yang dibahas dalam buku ini maupun yang berada diluar pembahasan buku, tidak semua metode berhasil seratus persen dan tidak semua dapat dilakukan, tetapi seorang guru harus memilih dan memilah apa yang harus dilakukan melihat situasi dan kondisi ruang lingkup belajar. Keterampilan mengajar sangat menentukan keberhasilan dan kreatifitas guru dalam mengelola bahan ajar dan pembelajaran serta mampu mengkondisikan keadaan suasana belajar sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesua dengan tujuan yang diharapkan.
Buku ini dengan judul “Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” sangat menarik untuk dikaji sebagai bahan acuan dan referensi kita dalam pembelajaran karena di dalam pembahasannya sangat memotivasi kita sebagai pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum pendidikan agama islam, yang mana islam tidak menolak perkembangan teknologi, bahkan mengharuskan kita mengkaji, mengolah dan memanfaatkannya dengan baik.
Tetapi apabila kita mengikuti perubahan kurikulum sekarang yaitu “KURTILAS” (Kurikulum 2013), sebetulnya apabila dilihat dari isi kurikulumnya tidak jauh berbeda dalam KTPS, tetapi dalam Kurtilas ini merupakan pengembangan dari KTSP. Tujuan dari kurikulum pada intinya membentuk manusia yang lebih baik secara umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar